Deprecated: Creation of dynamic property Rishi\Rishi_Companion::$admin_settings is deprecated in /var/www/html/wp-content/plugins/rishi-companion/includes/Rishi_Companion.php on line 66
Deprecated: Creation of dynamic property Rishi\Rishi_Companion::$public_settings is deprecated in /var/www/html/wp-content/plugins/rishi-companion/includes/Rishi_Companion.php on line 67
Deprecated: Creation of dynamic property Rishi\Rishi_Companion::$header_manager is deprecated in /var/www/html/wp-content/plugins/rishi-companion/includes/Rishi_Companion.php on line 68
Deprecated: Creation of dynamic property Rishi\Rishi_Companion::$font_sources is deprecated in /var/www/html/wp-content/plugins/rishi-companion/includes/Rishi_Companion.php on line 71
Deprecated: Creation of dynamic property Rishi\Rishi_Companion::$extensions_manager is deprecated in /var/www/html/wp-content/plugins/rishi-companion/includes/Rishi_Companion.php on line 94
Deprecated: Creation of dynamic property EDD_Theme_Updater_Admin::$item_name is deprecated in /var/www/html/wp-content/themes/rishi_1.1.5/updater/theme-updater-admin.php on line 58
Deprecated: Creation of dynamic property EDD_Theme_Updater_Admin::$beta is deprecated in /var/www/html/wp-content/themes/rishi_1.1.5/updater/theme-updater-admin.php on line 64
Deprecated: Creation of dynamic property EDD_Theme_Updater_Admin::$item_id is deprecated in /var/www/html/wp-content/themes/rishi_1.1.5/updater/theme-updater-admin.php on line 65
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /var/www/html/wp-content/plugins/rishi-companion/includes/Rishi_Companion.php:66) in /var/www/html/wp-includes/feed-rss2.php on line 8
Pada awalnya Kyai Nur Muhammad adalah pemimpin para kaum di Kauman Kasunanan Surakarta. Konon beliau diangkat menjadi ketua Kaum/ Penghulu Keraton karena memenangkan sayembara bendung kali Bengawan Solo. Waktu itu Bengawan Solo sering meluap dan harus dibendung supaya airnya bisa dikontrol dan tidak meluap, namun upaya pembendungan selalu gagal karena diganggu mbaureksone Bengawan Solo yang berwujud Bajul Putih dan Yuyu Rumpung. Akhirnya Bengawan Solo dijeguri oleh Kyai Nur Muhammad, untuk menakhlukkan kedua dedemit tersebut, yang konon beliau harus nyilem 7 hari 7 malem.
Akhirnya Bajul Putih dan Yuyu Rumpung bisa di KO, kyai Nur Muhammad memenangkan sayembara, dan diangkat menjadi pegawe kantoran, ehh, Pemimpin para Kaum di Kauman. Namun setelah beberapa tahun berjalan, Kyai Nur Muhammad merasa lahan dakwahnya terbatas bila beliau menjadi pegawe kantoran, sehingga akhirnya beliau menghadap Raja dan nyuwun diberi tanah untuk mendirikan pondok pesantren.
Sang raja menyetujui, namun ada syarat yang harus dipenuhi, yaitu beliau diminta untuk memberi pembekalan agama dan rohani kepada prajurit keraton terutama yang akan bertempur. Akhirnya Kyai Nur Muhammad diberi tanah di Baturetno sekarang ini, yang dulunya masih berupa hutan. Setelah dibabat, didirikan Pondok Pesantren, juga dibangun balai² panjang tempat beristirahat para prajurit setelah digladi. Karena banyak balai² panjang, akhirnya daerah tersebut disebut BALEPANJANG.
Setelah Pondok berdiri, mulailah pesantren beliau ramai oleh santri. Pada akhirnya dakwah islam di Wonogiri, Pacitan, bahkan Ponjong berkiblat di Bale Panjang ini.
Salah satu buktinya adalah, semua santri kyai Nur Muhammad ketika diutus untuk berdakwah ke daerah baru selalu dibekali Al Qur’an hasil tulisan tangan beliau, dan kadang juga dibekali tongkat. Al Qur’an tua yang ada di Wonogiri, Susukan Ponjong, Wonodoyo, dan Branjang Ngawis hampir dapat dipastikan merupakan sangu dari Kyai Nur Muhammad karena tulisan, tanda², dan kertasnya sangat mirip.
Hal ini jika dikaitkan dengan sejarah Ponjong sangat masukk akal. Pada akhir tahun masehi 1750an, wilayah Bunder Patuk (etan kali oya) sampai Tambakromo masih merupakan daerah Mangkunegaran (berdiri 1757). Pemimpin² yang dikirim ke Ponjong pun berasal dari trah Mangkunegaran, konon salah satunya adalah Eyang Mangunkusuma yang sumare di Gunung Tutup. Naaah, para ulama sebagai penasehat bopati pun diambil dari Wonogirinan, yaitu santri²nya Kyai Nur Muhammad.
Buktinya adalah dua pesantren tua di Ponjong, yaitu di Wonodoyo yang dipimpin oleh Kyai Haji Muhammad Ikhsan yang menurut sejarah Masjidnya didirikan 1824 dan Pesantren di Susukan (sekarang menjadi makam pesantren belakang SMP Muhammadiyah) yang dipimpin oleh Kyai Haji Mohammad Sholeh sama² memiliki Al Qur’an tulisan tangan, yang keduanya amat mirip, walaupun yang di Susukan cenderung sudah rusak tak seutuh Wonodoyo. Kemudian di Branjang Ngawis, juga terdapat banyak kitab, selain Al Qur’an tulisan tangan Kyai Nur Muhammad.
Wajar karena Kyai Muhammad Irsyad adalah cucu Kyai Nur Muhammad, sehingga sangunya lebih banyak ?.
Dari buku babat Alas Branjang pun disebutkan, bahwa Kyai Haji Mohammad Sholeh lebih dulu berdakwah di Ponjong, menjadi penasehat Bupati Mangun Negara waktu itu. Sedangkan kita tahu, bupati Pertama Gunungkidul seharusnya Poncodirjo, tetapi malah tidak disebut. Kemungkinannya adalah Mangun Negara atau Mangun Kusuma adalah bupati ketika Ponjong masih wilayah Mangkunegara, belum menjadi bagian dari wilayah Ngayogjokarto (pindah kepemilikan tahun 1831).
Hipotesisnya:
Anharoly Listianto dari berbagai sumber
]]>